NGANJUK, expressimedia.com – Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi bersama Wakil Bupati Trihandy Cahyo Saputro dan belasan kepala desa mendatangi Gudang Bulog Candirejo, Nganjuk, pada Senin (24/3/2025). Kedatangan mereka merupakan tindak lanjut atas keluhan para petani padi yang hasil panennya tidak terserap Bulog dan terpaksa dijual ke tengkulak dengan harga jauh di bawah standar, yakni Rp 5.600 per kilogram.
Padahal, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (GKP) telah ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kilogram.
“Hari ini kami menyampaikan langsung ke Bulog, dan mereka juga sudah memberikan solusi. Mulai hari ini, gabah dari Kabupaten Nganjuk akan dibeli dengan harga Rp 6.500 per kilogram,” tegas Kang Marhaen, sapaan akrab Bupati Marhaen Djumadi.
Bulog Kediri Siap Serap Hasil Panen Petani Nganjuk
Kang Marhaen mengapresiasi komitmen Perum Bulog Kantor Cabang (Kancab) Kediri yang bersedia menyerap gabah petani Nganjuk sesuai HPP. Ia menyatakan bahwa Pemkab Nganjuk akan mengawal komitmen tersebut agar tidak hanya berhenti di tingkat kebijakan, tetapi benar-benar terlaksana di lapangan.
“Ini komitmen bersama, dan nanti akan kami kawal langsung agar penyerapan benar-benar berjalan sesuai aturan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Kancab Kediri Imam Mahdi menyebut bahwa hingga saat ini pihaknya sudah menyerap lebih dari 10.139 ton beras, melampaui target awal sebesar 6.000 ton.
“Meskipun target sudah tercapai, kami tetap akan menyerap gabah petani Nganjuk dengan harga Rp 6.500 per kilogram,” kata Imam.
Ia juga menyampaikan bahwa Bulog akan memperbesar kapasitas alat pengering dan mendorong pengadaan Gabah Kering Giling (GKG) agar proses penyerapan berjalan lebih optimal hingga akhir April 2025.
Petani Tak Lagi Jual Rugi, AKD Dorong Realisasi Komitmen
Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Nganjuk, Dedy Nawan, menyampaikan bahwa keluhan terkait sulitnya penyerapan gabah sudah beberapa kali muncul dari warga. Ia mendesak Bulog agar betul-betul membeli gabah petani sesuai HPP agar petani tidak terus merugi.
“Petani sudah bekerja keras, tapi harga gabah di tengkulak malah anjlok. Seharusnya Bulog turun tangan membeli sesuai HPP agar petani tetap untung,” ujar Dedy.