Sakral dan Penuh Makna, Prosesi Bedol Pusaka Digelar di Pendapa Nganjuk

NGANJUK, expressimedia.com — Prosesi sakral Bedol Pusaka kembali digelar oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada Rabu malam, 11 Juni 2025 pukul 18.30 WIB di Pendapa Kabupaten Nganjuk. Acara ini diawali dengan penyucian dua pusaka bersejarah yang menjadi simbol kekuatan dan kewibawaan Kabupaten Nganjuk.

Dua pusaka tersebut adalah Tombak Kyai Jurang Penatas dan Songsong Kyai Tunggul Wulung, yang diambil langsung oleh Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi dari ruang penyimpanan pendapa kabupaten untuk dibersihkan.


Jamasan dan Doa Keselamatan

Prosesi dilanjutkan dengan jamasan atau penyucian pusaka, penggantian tutup pusaka, serta pemasangan selongsong sekar reonce. Suasana khidmat menyelimuti prosesi ketika dupa dan sesaji mulai dibakar, sebagai simbol penghormatan leluhur dan harapan keselamatan bagi seluruh masyarakat Nganjuk.

Doa-doa keselamatan dipanjatkan sebagai bagian penting dari ritual ini, yang diyakini menjadi bentuk spiritual menjaga harmoni dan keberkahan daerah.


Bedol Menuju Desa Kacangan

Usai prosesi di pendapa, Bupati Marhaen secara simbolis menyerahkan dua pusaka kepada para petugas terpilih dari trah Kanjeng Jimat Sosrokusumo dan trah bupati-bupati terdahulu di Nganjuk.

Pusaka tersebut kemudian diboyong menuju Balai Desa Kacangan, Kecamatan Berbek, dan disambut langsung oleh Kepala Desa Kacangan serta Camat Berbek. Kedua pusaka di-inapkan di desa tersebut hingga Prosesi Boyong Pusaka dilangsungkan.


Jejak Sejarah Bedol Pusaka: Perpindahan Pusat Pemerintahan

Sebagai informasi, Prosesi Bedol Pusaka juga menjadi bentuk penghormatan atas peristiwa sejarah penting yang terjadi pada 6 Juni 1880, saat pusat pemerintahan Kabupaten Berbek secara resmi dipindahkan ke Kota Nganjuk.

Pemindahan ini merupakan usulan dari Bupati Berbek Raden Tumenggung Sumowiloyo, ayah dari Bupati Sosrokusumo III, yang kemudian disetujui oleh Residen Kediri pada tahun 1875.


Prosesi Bedol Pusaka tidak sekadar ritual adat, tetapi juga pengingat nilai-nilai budaya, sejarah, dan spiritualitas yang telah diwariskan secara turun-temurun, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Nganjuk.

x

NGANJUK, expressimedia.com — Prosesi sakral Bedol Pusaka kembali digelar oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada Rabu malam, 11 Juni 2025 pukul 18.30 WIB di Pendapa Kabupaten Nganjuk. Acara ini diawali dengan penyucian dua pusaka bersejarah yang menjadi simbol kekuatan dan kewibawaan Kabupaten Nganjuk.

Dua pusaka tersebut adalah Tombak Kyai Jurang Penatas dan Songsong Kyai Tunggul Wulung, yang diambil langsung oleh Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi dari ruang penyimpanan pendapa kabupaten untuk dibersihkan.


Jamasan dan Doa Keselamatan

Prosesi dilanjutkan dengan jamasan atau penyucian pusaka, penggantian tutup pusaka, serta pemasangan selongsong sekar reonce. Suasana khidmat menyelimuti prosesi ketika dupa dan sesaji mulai dibakar, sebagai simbol penghormatan leluhur dan harapan keselamatan bagi seluruh masyarakat Nganjuk.

Doa-doa keselamatan dipanjatkan sebagai bagian penting dari ritual ini, yang diyakini menjadi bentuk spiritual menjaga harmoni dan keberkahan daerah.


Bedol Menuju Desa Kacangan

Usai prosesi di pendapa, Bupati Marhaen secara simbolis menyerahkan dua pusaka kepada para petugas terpilih dari trah Kanjeng Jimat Sosrokusumo dan trah bupati-bupati terdahulu di Nganjuk.

Pusaka tersebut kemudian diboyong menuju Balai Desa Kacangan, Kecamatan Berbek, dan disambut langsung oleh Kepala Desa Kacangan serta Camat Berbek. Kedua pusaka di-inapkan di desa tersebut hingga Prosesi Boyong Pusaka dilangsungkan.


Jejak Sejarah Bedol Pusaka: Perpindahan Pusat Pemerintahan

Sebagai informasi, Prosesi Bedol Pusaka juga menjadi bentuk penghormatan atas peristiwa sejarah penting yang terjadi pada 6 Juni 1880, saat pusat pemerintahan Kabupaten Berbek secara resmi dipindahkan ke Kota Nganjuk.

Pemindahan ini merupakan usulan dari Bupati Berbek Raden Tumenggung Sumowiloyo, ayah dari Bupati Sosrokusumo III, yang kemudian disetujui oleh Residen Kediri pada tahun 1875.


Prosesi Bedol Pusaka tidak sekadar ritual adat, tetapi juga pengingat nilai-nilai budaya, sejarah, dan spiritualitas yang telah diwariskan secara turun-temurun, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Nganjuk. (AP)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *